Sabtu, 10 Desember 2011

Tingkat Aborsi di Indonesia Semakin Meningkat Tajam & Memprihatinkan

Angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar 2-2,6 juta kasus pertahun, atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan. Fakta ini berasal dari Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dr Titik Kuntari MPH.  "Sekitar 30% di antara kasus aborsi itu dilakukan oleh penduduk di usia 15-24," katanya di Yogyakarta. Aborsi yang tidak aman diperkirakan menjadi penyebab 11% kematian ibu di Indonesia, sedangkan rata-rata dunia 13%. Kematian itu sebenarnya dapat dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi.
Penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan enam kabupaten di Indonesia menemukan bahwa insiden aborsi lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Setiap tahun lebih dari dua juta kasus aborsi terjadi, lebih dari satu juta kasus atau 53 persen terjadi di perkotaan. Penelitian itu juga menemukan pola yang berbeda pada provider aborsi. Di daerah perkotaan, 73 % kasus aborsi dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan, rumah bersalin, dan klinik keluarga berencana. Di daerah pedesaan, dukun mempunyai peran yang dominan dalam memberikan pelayanan aborsi, sedangkan kasus aborsi yang ditangani mencapai 84%.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. "Masalah aborsi menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan masyarakat karena pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas maternal".
Tingkat aborsi atau pengguguran kandungan dikalangan wanita setiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Ironisnya, 20 persen di antara pelakunya adalah wanita yang belum menikah. Meningkatnya angka tingkat aborsi yang semakin memprihatinkan, tingginya tingkat aborsi di Indonesia disebabkan karena rendahya pengetahuan masyarakat tentang seks dan sistem reproduksi.
            Sementara itu, pihak Departemen Pendidikan Nasional telah mengisyaratkan masalah pendidikan seks bisa dimasukkan dalam kurikulum. Depdiknas juga meminta agar pendidikan moral di masyarakat perlu ditingkatkan. Nantinya, dengan memasukkan pendidikan seks dalam pelajaran biologi atau agama secara integral, tingkat aborsi di Indonesia diharapkan dapat ditekan.
Sebuah sumber menyebutkan dari total jumlah kasus aborsi di Indonesia kini, 30 - 35% di antaranya dilakukan oleh remaja. Sementara dari BKKBN memperlihatkan bahwa dari jumlah 2,5 juta kasus aborsi di Indonesia per tahun, 1,5 juta di antaranya dilakukan oleh remaja. 

Dalam sudut pandang Islam, aborsi adalah perbuatan dosa karena telah menggugurkan janin yang tidak berdosa. Banyak pasangan yang berharap untuk bisa segera mempunyai keturunan, tapi Allah belum mengijinkan. Tapi, mengapa orang yang telah di percaya oleh Allah untuk segera mempunyai keturunan justru mengaborsinya ??? Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, oleh karena itu, bagi para wanita, jagalah diri kita, berhati-hati, kontrol hawa nafsu yang ada, jangan sampai kita melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan sebelum menikah, karena pada akhirnya, wanita lah yang akan menanggung semuanya.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar